Yuk, Mengenal Lebih Dekat Hand Sanitizer

Oleh: Ana Marwani, S.Pd

Ilustrasi: Unsplash

Apa kabar sobat Bukend tercinta? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan selalu semangat ya. By the way, baru-baru ini sejak virus Corona naik kelas dan diumumkan sebagai pandemi gobal, sadarkah kita banyak hal-hal baru bermunculan. Salah satunya adalah hand sanitizer. Saat ini, hand sanitizer menjadi semacam barang wajib di samping masker dan sabun cuci tangan. Produk ini sempat langka dan menghilang dari peredaran karena stoknya yang terbatas, sekaligus diikuti oleh harga jual yang melambung tinggi. Sebelum pandemi diumumkan, hand sanitizer merupakan biasa-biasa saja jarang digunakan dan diburu oleh masyarakat. Tetapi sekarang ini, hampir setiap orang, setiap rumah, setiap toko, dan setiap tempat membutuhkannya untuk memproteksi diri. Dalam kesempatan ini sobat Bukend, yuk kita berkenalan lebih dekat dengan hand sanitizer. Apa sih sebenarnya hand sanitizer itu? Apa sebenarnya fungsi dan peranannya? Apa kandungan zat kimianya? Bagaimana cara memilih produk yang baik? Serta apakah terdapat efek buruk dalam penggunaannya?

Sejak merebak berita tentang Covid-19 pada Desember lalu, banyak pakar kesehatan menyarankan kepada masyarakat untuk waspada terutama dalam menjaga kebersihan tubuh dan benda-benda di sekitarnya. Mereka menyarankan untuk rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau menggunakan antiseptik. Menurut Retnosari dan Isdiartuti (2006), hand sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri. 
 
Menurut Diana (2012), terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300: 0,1% dan alkohol 60%. Penelitian Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan. Tak hanya covid-19, pembersih tangan berbahan dasar alkohol ini efektif juga membunuh banyak bateri seperti MRSA, influenza A, E choli, Virus hepatitis A, serta MERS-CoV.

Sobat... meskipun memiliki fungsi membunuh kuman, hand sanitizer harus dijadikan senjata pertahanan kedua dan bukan yang pertama. Hand sanitizer hanya boleh digunakan jika sabun dan air tidak tersedia. Jadi mencuci tangan dengan sabun tetap menjadi cara yang paling direkomendasikan ya, sobat.
 
Sekarang ini nih sobat Bukend, banyak sekali merk hand sanitizer bermunculan. Bagaimana cara kita memilih produk yang direkomendasikan ya? Dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan produk hand sanitizer?

Menurut Dr Edwin Chang, wakil direktur medis di Parkway Shenton, hand sanitizer yang hendak kita beli harus memenuhi kriteria  atau standar. Yaitu harus memiliki kandungan alkohol minimal 60%. Hand sanitizer tanpa kandungan alkohol atau kandungan alkohol dibawah 60% tidak akan bekerja  Jika kandungan alkohol tidak mencapai 60%, tidak dapat bekerja dengan baik untuk banyak jenis kuman. Sehingga kurang efektif dalam fungsinya. 

Selain kandungan zat aktif, pastikan produk hand sanitizer memiliki no register resmi yang terdaftar dengan kode PKL atau PKD yang diikuti nomor registrasi Kemenkes, bukan kode BPOM. Karena hand sanitizer termasuk ke dalam kategori Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diproduksi, diimpor dan dikemas dan diedarkan atas izin dari Kemenkes. Keterangan PKD merupakan produk buatan dalam negeri, sedangkan PKL merupakan produk yang diimpor dari luar negeri yang memenuhi standar yang ditetapkan Kemenkes.

Langkah selanjutnya dapat dilakukan juga pengecekan terhadap nomor regitrasi, apakah tercatat dalam Lembaga resmi pemerintah. Sobat Bukend bisa mengecek pada halaman infoalkes.kemkes.go.id/
Indikator lain adalah kemasan produk. Pastikan kemasan memuat informasi penting yang direkomendasikan oleh WHO diantaranya seperti:

1. Nama pabrik atau institusi yang memproduksi
 
2. Mencantumkan formula yang direkomendasikan oleh WHO

3. Ada label “hanya penggunaan luar”

4. Ada label “hindari kontak dengan mata”

5. Mencantumkan ode dan tanggal produksi

6. Mencantumkan detail komposisi produk

7. Mencantumkan kode mudah terbakar

Dalam memakai hand sanitizer juga harus bijak ya, sobat. Menurut beberapa penelitian ada beberapa dampak negatif yang timbul dari pemakaian hand sanitizer sembarangan. Jika terlalu sering digunakan, kandungan alkohol pada hand sanitizer bisa menghilangkan minyak dan air alami dalam kulit kita, sehingga lama kelamaan kulit terasa kering dan kasar. Resistensi kuman dan virus terhadap alkohol lama-lama akan meningkat, sehingga dapat menyebabkan virus dan kuman kebal terhadap terhadap cairan ini. Selain itu sobat, bakteri baik dalam kulit kita juga akan ikut lenyap. Nah sekarang sudah paham ya, sobat.

Kendati begitu, patut digaris bawahi bahwa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik tetaplah cara yang terbaik dalam memproteksi tangan kita dari virus dan kuman. Gunakanlah hand sanitizer hanya dalam kondisi darurat dan sulit menemukan air bersih. 

Daftar Pustaka:
 
Retnosari, Dewi Isadiartuti, 2006. Studi efektivitas sediaan gel antiseptik tangan ekstrak daun sirih (Piper betle Linn.). Majalah Farmasi Indonesia, 17(4), 163-169

Diana, A. (2012). Pengaruh Desiminasi Dokter Kecil Tentang Penggunaan Hand Sanitizer Gel dan Spray Terhadap Penurunan Angka Kuman Tangan Siswa SDN Demakijo Gamping Sleman. Skripsi. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
 
Tentang Penulis:
Ana Marwani, S.Pd mengajar Kimia di SMK Bina Utama Kendal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar