[KHAZANAH] Kisah tentang Himmah yang Kuat (Bagian 4)

Oleh: Eko Wardoyo, S.Ag

Ilustrasi: Unsplash/Terry Visidis


IBNU HAJAR AL ASQOLANI
(JIKA IA MENYERAH MAKA SEJARAH ISLAM TAK PERNAH MENGENAL NAMANYA)

 

Di kalangan warga pesantren atau Nahdhiyyin, atau siapa pun yang konsen dengan ilmu-ilmu agama, nama Ibnu Hajar Al Asqolani sudah tidak asing di telinga mereka, lantaran dari hasil ijtihad dan buah penanya sedikit banyak telah memancarkan cahaya islam di berbagai wilayah.

Tapi tahukah Anda bahwa beliau pernah hampir putus asa, karena akal pikiranya yang tidak secerdas teman-temannya, ia agak lambat menghafal, kalau boleh dikatakan ‘bebal’. Sampai di ujung niatnya untuk berhenti menuntut ilmu, ia melarikan diri (keluar) dari ribath (pesantren). Dalam perjalananya keputus-asaanya ia melewati hutan belantara yang rimbun, berbagai binatang buas dan melata menjadi teman dalam kesendirianya. Singkat cerita, ia melihat di balik rimbunya tetumbuhan di sekitarnya ada bukit, maka ia mendekatinya, ternyata di situ terdapat batu besar yang berlubang dalam, ketika dilihatnya ke atas ternyata ada air yang jatuh satu-satu meskipun durasinya lama, hanya setiap 10 detik sekali air itu jatuh, tes...tes...tes.

Tapi apa yang terjadi, meskipun air kecil tetapi ia jatuh terus menerus dalam waktu yang lama ternyata bahkan ia bisa melubangi sebuah batu yang kokoh. Akhirnya Ibnu Hajar menangis dan merenungi keputus-asaanya, hampir saja ia menjauh dari rahmat Allah dengan berbuat suatu kebodohan, yaitu putus asa.

Setelah ia menyadari kesalahanya, bergegas kembali ke pesantrennya dan ia berjanji akan lebih keras berusaha dan berdoa tanpa kenal lelah dan putus asa. Hari demi hari berganti sampai akhirnya Ibnu Hajar si ‘otak biasa-biasa saja’ menjadi sangat cemerlang. Di setiap saat dan kesempatan ia terus dan terus belajar, ia tidak mau pikirannya sedikit saja memalingkan dari cita-citanya untuk menjadi orang yang terbebas dari kebodohan, malam harinya dia isi dengan banyak berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan dan kelancaran dalam usahanya menuntut ilmu pengetahuan.

Di akhir hayatnya, Ibnu Hajar Al Atsqolani dikenal sebagai seorang yang alim dan mumpuni dalam setiap bidang ilmu, sampai yang mengagumkan, di dalam ilmu hadits beliau mampu mencapai gelar HUJATUL ISLAM, yaitu seorang ulama yang mampu menghafalkan 300.000 hadits di luar kepala. Ibnu hajar Al Atsqolani pada akhirnya menjadi tokoh yang sangat disegani di dalam perkembangan sejarah Islam, karena ia mampu memunculkan kembali HIMMAH-nya dalam menuntut ilmu di situasi dan kondisi yang tepat.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua.[] 

 
Penulis:


 
Eko Wardoyo, S.Ag
Penulis adalah Guru PAI SMK Bina Utama Kendal dan ketua Jam'iyah Dzikir Rotibul Kubro Kab,Kendal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar