Review Buku You Do You: Merumuskan Peta Ikigai untuk Hidup Lebih Bahagia

Oleh: Fina Lanahdiana

You Do You - Fellexandro Ruby

Well, jika kamu sedang membaca tulisan ini, selamat! Kamu sudah berada di tulisan yang tepat. Tapi sebelum melangkah pada hal yang lebih jauh, pernahkah kamu mendengar apa itu ikigai? Jika kamu berpikir bahwa ikigai merupakan sebuah kata berbahasa Jepang, kamu benar.

Ikigai (生き甲斐) berasal dari bahasa Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Secara harfiah, kata Ikigai berasal dari kata “iki” yang berarti kehidupan dan “gai” yang berarti nilai, sehingga ikigai dapat diartikan sebagai alasan kita hidup, menjalani hidup mulai bangun pagi. Ikigai merupakan irisan dari empat unsur pokok: passion (what you love - apa yang kamu sukai), mission (what the world need - apa yang dunia butuhkan), vocation (what you can paid for - apa yang membuatmu dibayar), dan profession (what you good at - apa yang menjadi keahlianmu) - Sumber: Website Kemenkeu.

Barangkali selama ini kamu sudah sering mendengar petuah: lakukan pekerjaan yang sesuai passion-mu. Apakah itu salah? Tentu saja tidak. Hanya saja, untuk mencapai hidup yang selaras dengan peta ikigai, bekal passion saja tidaklah cukup.

Buku How do You karya Fellexandro Ruby ini menjelaskan secara detil bagaimana sebaiknya kamu memulai untuk melangkah, sehingga menemukan peta jalan hidupmu. Mau dibawa ke mana dirimu setelah lulus? Bekerja atau kuliah? Menjadi profesional atau berwirausaha?
 
Dibuka dengan pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan oleh seseorang yang sedang menempuh perjalanan ke dalam diri:

“Mas, gimana kalau passion gue belum menghasilkan?”
“Mas, apakah sebaiknya jadi generalis atau spesialis?”
“Mas, gue pengin bisa ganti haluan karier di bidang yang lain, bisakah?”
“Mas, gue lagi di tengah-tengah quarter-life crisis. Help me.”
“Mas, gue bingung ikigai gue apa.”
“Mas, emang di usia 30 nanti, secara finansial gue udah mesti punya apa aja?”
“Mas, berbagi dong proses lo menuju ke Rp 1M pertama.”


Jawaban yang diberikan Ruby cukup mengejutkan: Tergantung … menjadikan buku ini dipenuhi tanda tanya, seolah-olah buku ini tidak ingin menjanjikan apa-apa kecuali bahwa kamu harus bertindak, dan setiap pertanyaan yang kamu ajukan tergantung bagaimana kamu membuat pilihan-pilihan.
 
Tidak hanya sebatas teori, buku ini sudah melewati riset yang panjang, baik melalui survei lapangan atau pun pengalaman pribadi yang sudah dilalui penulis setelah menjajal lebih dari 9 pekerjaan yang sudah dijalani. Pertanyaan-pertanyaan itu terjawab ketika dia sudah berhasil menemukan jawaban atas pertanyaan ini: who are you? Siapa dirimu?

“People who are highly self-awareness are better able to use their instincts to guide them to better decision.” – hlm. 6 
 
(“Orang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi lebih mampu menggunakan insting mereka untuk membuat pilihan yang lebih baik.” – hlm. 6)

Habiskan jatah gagalmu, begitulah yang disampaikan Ruby dalam buku ini.

Meskipun termasuk bacaan non-fiksi, gaya bahasa yang digunakan tidak membosankan dan mengalir untuk diikuti. Pembaca tidak akan terlalu menyadari bahwa ternyata materi yang disampaikan Ruby begitu kompleks, karena disampaikan dengan pembagian bab-bab kecil dari bab-bab besar yang cukup detil. Konsepnya yang rapi dan terstruktur menjadikan pembaca digiring memasuki pertanyaan kepada diri pembaca sendiri, untuk kemudian menjawabnya, lalu dilemparkan pada perenungan-perenungan, kemudian kembali dibawa pada  pertanyaan lainnya, sehingga pada akhirnya menemukan jawaban-jawaban yang sangat penting untuk diketahui dalam mengenal diri sendiri dengan garis besar pembahasan:

1. Bertemu dengan diri sendiri
2. Bertemu dengan Ikigai
3. Designing your life - mendesain hidupmu
4. Building your new network - membangun jaringan barumu
5. Principles. - prinsip

Buku ini juga dilengkapi dengan gambar ilustrasi, grafik (yang akan memperjelas pemahaman), serta QR code di setiap akhir bab yang merupakan sebuah pintu rahasia menuju materi-materi tersembunyi lainnya. Selain itu, pembaca juga diberi ruang untuk evaluasi di tiap akhir bab, untuk mengambil kesimpulan, apakah pembaca benar-benar sudah memahami materi yang disampaikan atau tidak. Dan yang terpenting, pembaca diminta untuk langsung praktik sehingga tidak sekadar membaca teori yang mudah hilang setelah pembaca menutup halaman terakhir buku. 

"Ketika kita kenal diri, paham diri, sebagian besar kegalauan dalam persimpangan akan lebih mudah pula diselesaikan." -- hlm. 130

Selain melalui buku ini, kamu juga bisa mengakses podcast Fellexandro Ruby, Thirty Days of Lunch dan IG @fellexandro.

Kalau saat ini kamu sedang bingung menentukan apakah sebaiknya kamu bekerja sebagai profesional atau berwirausaha, apakah pekerjaan yang kamu jalani sudah sesuai atau justru sebaiknya kamu menempuh jalan yang sama sekali lain dengan apa yang saat ini sedang kamu jalani, lalu bagaimana tetap bisa menjadi berdaya di tengah kesibukan yang menyita waktu dan tenaga, buku ini adalah panduan yang tepat untuk kamu selami kalimat-kalimatnya. Demikianlah, selamat membaca![red.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar