[CERMIN] ISTIRAHAT DARI PIKIRAN

Oleh: Muhamad Amar



Biarkan aku sekejap saja untuk beristirahat sejenak, untuk menenangkan pikiranku, kalau dipaksa terus menerus hati ini akan lelah. Jika perjuangkanku ini tidak pernah engkau hargai, lalu mau sampai kapan engkau biarkan aku seperti ini. Orang yang selama ini aku impikan adalah orang yang menerimaku apa adanya. Suatu hari aku pernah bertemu dengan artis ibu kota, aku pun berfoto dengannya. Hal yang tak pernah kuduga selama ini dan saat itu juga ibuku berkata “ nang, tangi wes awan” artinya (nang, bangun udah siang), ternyata aku berfoto dengan artis tersebut hanyalah sebuah mmpi.

Suatu ketika ada seorang yang yang giat berjuang demi pacarnya, orang itu pun rela melakukan apapun demi kekasihnya, hingga ia lupa akan kewajibannya. Sampai ia pun berkata, “Aku rela melakukan apapun demi kamu (kekasihnya), asalkan kamu bahagia”.

Lalu secara tidak sengaja kekasihnya pun mendengar perkataan sang lelaki, dan ia pun menjawab “Apa kamu benar-benar ingin melakukan apa pun demi aku?” sembari ia tertawa dan menatap kekasihnya tersebut.

Dan kekasihnya pun menjawab dengan perasaan senang, “Iya aku rela melakukan demi kamu.”

Secara cepat kekasihnya pun menjawab, “Kalau sungguh, aku mau kamu melakukan apa yang orang gila lakukan, yaitu berjalan sepanjang jalan tanpa pakaian.”

Mendengar omongan pacarnya sang lelaki pun langsung tersendak seketika, dan ia pun menjawab dengan perasaan tergesa, “Aku ini masih waras, dan aku ini adalah orang normal, tapi jika kamu menginginkannya aku siap melalukannya.”

Dengan wajah tersenyum kekasihnya pun menjawab, “Tidak, aku tadi cuma bercanda.”

Menurut sang lelaki apa yang dilakukannya adalah akan terjadi nyata, tapi ternyata hanyalah sebuah candaan. Dari cerita di atas kita bisa simpulkan bahwa ada suatu pengorbanan jika kita mencintai seseorang.

Tak lama berselang, mereka pun akan berpisah. Sang pacar yang mempunyai nama Stefani akan pergi liburan ke Jambi.

“Aku akan berlibur ke Jambi” ucap Stefani sambil memegang pundak Anton sang pacar. 

“Hati-hati dijalan ya!” kata Anton. Stefani hanya mengangguk imut.
Perjalanan menuju Jambi pun dimulai dan itu terasa lama dan membosankan. Stefani hanya bisa menuggu sambil melihat perjalanan. Karena perjalanan sepi, ayah Stefani menginjak gas semakin cepat, tiba-tiba dari arah berlawanan, ada truk bermuatan galon yang lepas kendali. BRAKKKK JEDUASSSSS!!!!! Terjadi kecelakaan antara mobil Stefani dan truk bermuatan galon tersebut. Tubuh Stefani terlempar 7 meter dan kepalanya terbentur sangat keras. Kepalanya mengeluarkan banyak darah.

Rumah Sakit Linda Kemala.

“A...aku di mana?” 

Stefani sudah sadar. Sekarang, kepalanya diperban tebal, sementara tangannya patah.

“Kamu ada di rumah sakit” kata seorang suster.

“Ayah, ibu dan juga adikmu, Stella telah meninggal” kata suster itu lagi.

“Stella siapa ya? Saya tidak punya adik.” 

Suster itu terbelalak kaget. Segera ia memanggil dokter. Dokter segera memeriksa Stefani.

“Dia Amnesia, 88 persen orang yang ia kenal menjadi tidak kenal. Ini semua karena benturan keras di kepalanya.”

Sekarang, Stefani dirawat oleh paman dan bibinya. Setelah berlibur panjang, Stefani pun kembali ke desanya dan bertemu dengan Anton pacarnya. Anton tidak tahu bahwa pacarnya itu terkena musibah.

“Hai Stefani!! Apa kabar ? Aku kangen banget sama kamu lho!! Lho tangan kamu kenapa? Patah?” 

Stefani mengerutkan alisnya. “Maaf kamu siapa sih?”

“Lho,aku pacar kamu Stefani, aku Anton. Jangan bercanda deh1” Anton tertawa.

Tiba-tiba paman dan bibi Stefani datang dan menceritakan kejadian tentang Stefani. 

“Amnesia?!” 

Anton sangat terpukul hatinya. Ia meneteskan air mata. Hari-hari pun berlalu, Stefani sudah tidak kuat. Setiap hari ia harus selalu kontrol di rumah sakit. Stefani sering pingsan dan sakit kepala. Saat itu, Anton menjenguk Stefani yang sedang dirawat lagi di rumah sakit.

“Stefani...” gumam Anton sedih.

Saat itu, hujan turun dengan derasnya. Stefani dan Anton duduk berdua di luar.

“Stefani, jangan amnesia! Aku Anton, pacar kamu”

Anton pun menceritakan panjang lebar tentang kenangan-kenangan yang pernah dilalui mereka bersama. Stefani pun tiba-tiba memegangi kepalanya.

“Aku tidak ingattttt!” teriaknya. 

Stefani pun berlari ke tengah hujan. Di situ, Stefani terjatuh dan untuk selamanya.

“Stefaniiii”
***


Tentang Penulis:
Muhamad Amar, pelajar SMK Bina Utama Kendal kelas XII TKRO 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar