[TIPS] Menjaga Kesehatan Mental Saat Masa Social Distancing

Sumber Gambar: Google
Covid-19 (Corona Virus Desease-19) adalah virus yang menyerang system pernapasan manusia. Virus ini masih berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang sempat merebah beberapa tahun yang lalu. Saat ini virus corona telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Data terbaru (28/03/20) menyebutkan, penyebaran virus corona di Indonesia meliputi 1046 terkonfirmasi positif, 87 meninggal, dan 46 orang sembuh. Jumlah yang cukup signifikan, mengingat Indonesia terjangkit masih dalam kurun waktu 2 minggu, dan data ini masih mungkin untuk terus berubah.

Akibatnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan social distancing, yaitu bagi seluruh siswa diharuskan belajar secara mandiri melalui situs dam jaringan (online), sedangkan untuk para pekerja diberlakukan aturan Work from Home setidak-tidaknya selama 14 hari. Hal ini dipertimbangkan karena masa inkubasi virus corona adalah 14 hari, sehingga melalui langkah tersebut diharapkan mampu memutus rantai penyebaran virus corona agar tidak semakin meluas.



Tetapi tentu saja, belajar atau pun bekerja dari rumah tidak sesederhana kelihatannya. Bagi yang terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang padat, proses isolasi diri yang popular dengan gerakan #DiRumahAja ini sangat rentan menimbulkan stress atau tekanan. Terlebih perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini memungkinkan informasi sangat mudah untuk diakses hanya dalam hitungan detik. Tentunya, selain informasi yang positif, begitu banyak informasi negatif yang bersifat racun juga tak bisa dihindari. Untuk itu, agar kesehatan mental senantiasa terjaga agar imunitas tetap kuat sehingga tidak rentan tertular virus corona, redaksi memiliki beberapa tips sebagai berikut:

Batasi dan Berhati-hati Saat Membaca Berita
Segala hal yang ada di muka bumi ini, selain memiliki sisi positif tentu saja memiliki sisi negatif, sama halnya dengan informasi. Saat ini, bisa dikatakan hampir semua hal yang kita butuhkan telah tersedia berkat perkembangan teknologi yang memungkinkan kita untuk bisa mengaksesnya dengan mudah tanpa keahlian khusus. Tetapi tentu saja, kita juga harus jeli menyaring informasi yang benar-benar kita butuhkan dan menghindari informasi yang sifatnya hanya akan menimbulkan kecemasn.

Istirahat dari Media Sosial Jika Memungkinkan

Saat ini hampir semua orang bisa menyalurkan pikirannya melalui media sosial. Tanpa terkecuali. Hal ini tentu akan menjadikan apa-apa yang disampaikan tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan. Ada orang-orang yang suka sekali menyebarkan sesuatu yang bersifat racun, misalnya saja kebencian, fitnah, kekerasan, dsb. Orang-orang jenis ini tentu saja harus kita hindari untuk menjaga kestabilan emosi kita agar tidak ikut terbawa arus. Jika memang dirasa sulit saat menghindarinya, bisa dilakukan Social Media Distancing jika memungkinkan.

Menjaga Kebersihan, Tetapi Tidak Berlebihan

Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer itu penting untuk menghindari seandainya ada virus/bakteri yang menempel di tubuh kita segera hilang dan tidak sampai masuk ke dalam tubuh kita. Tapi jangan lakukan itu secara berlebihan, karena melakukan tindakan yang terlalu berlebihan dalaam bentuk apa pun, justru akan menimbulkan kecemasan.

Tetap Terkoneksi dengan Orang Lain
Betapa pentingnya di dalam kondisi yang serba entah ini kita tetap terhubung kepada orang lain. Hal ini mengingatkan saya terhadap cerita seorang teman, bahwa salah seorang temannya meninggal setelah mengisolasi diri di dalam kost,. Betapa berbahanya hal itu, sehingga tidak ada orang lain yang tahu tentang kondisinya karena orang tersebut tidak terhubung dengan siapa pun.

Membaca Buku atau Menonton Film

Kesehatan mental kita akan baik-baik saja ketika apa-apa yang bergerak di dalam pikiran kita adalah pikiran yang positif, atau setidaknya kita berada dalam kondisi yang santai, tidak disibukkan hal apa pun. Seharian bekerja berbasis Work from Home atau belajar di rumah berbasis online, justru sangat rentan menimbulkan kebosanan. Untuk itulah, agar pikiran kita tetap santai, kita bisa mengisi waktu-waktu luang dengan membaca buku atau menonton film. Kegiatan tersebut memicu kerja pikiran kita seperti saat sedang berada di tempat-tempat wisata.[red.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar